Pendekatan Kepemimpinan
a.
Pendekatan sifat-sifat (trait approach)
Usaha ini
digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pemimpin yang meliputi intelek, hubungan
sosial, keadaan emosi, keadaan fisik yang tinggi imajinasi,kekeuatan jasmani,
kesabaran, kemauan berkorban, suka bekerja keras, dsb
b.
Pendekatan tingkah laku (behavioral approach)
Pendekatan
ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku dan
cirri-ciri pemimpin.
Tujuan
kepemimpinan
Tujuan
kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok, tujuan pribadi
anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
1.
Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan
menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
2.
Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing
anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
3.
Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan,
penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok
dapat mengembangkan pribadinya.
4.
Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan
berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dsb.
Fungsi
kepemimpinan:
Membantu
kelompok:
- Menentukan kegunaan dan tujuan
- Memfokuskan diri pada proses
kerja secara bersama
- Lebih waspada/memperhatikan
akan sumber-sumber yang dimiliki, dan cara yang terbaik untuk
memanfaatkannya
- Mengevaluasi kemajuan dan
perkembangan
- Menjadi terbuka untuk ide baru
dan ide yang berbeda, tanpa menjadi berhenti karena konflik
- Belajar baik dari kegagalan dan
frustasi, maupun dari keberhasilan
Macam-macam
kepemimpinan
Macam-macam
kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
a.
Lippite dan Whyte
1). Kepemimpinan
otokrasi : ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah
laku dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu
memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan dapat memuji atau mencela
pekerjaan anggota.
2). Kepemimpinan
demokratis: segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama,
anggota bebas bekerja dengan siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota
secara obyektif, pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
3).
Kepemimpinan liberal : pimpinan jarang ikut campur dalam
kegiatan anggota; pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota; pembagian tugas
dan kerja sama diserahkan anggota; pimpinan tidak memberikan komentar selama
kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta pendapatnya.
b.
Max Weber
1).
Kepemimpinan kharismatik : kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari
lingkungannya.
2).
Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang
berlaku pada masyarakat.
3).
Kepemimpinan rasional legal : bentuk kepemimpinan yang diangkat
atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.
c.
W.C Whyte
1). Kepemimpinan operasional : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya
diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau aktivitas yang
dilaksanakannya.
2). Kepemimpinan popularitas : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas
dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya.
3). Kepemimpinan talent : bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu
yang dimiliki oleh seseorang.
4). Kepemimpinan perwakilan : bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari
kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan
kelompok.
d.
Lingrend
1). Kepemimpinan parental : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai
keluarga.
2). Kepemimpinan expert : bentuk kepemimpinan yang
pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau keahlian yang dimiliki
seseorang.
3).
Kepemimpinan artist : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas
keterkenalan individu pada lingkunggannya
4). Kepemimpinan manipulator : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan
pendukung untuk kepentingan pribadi.
e.
Keit Davis
1). Kepemimpinan positif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan
jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga
memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk
melaksanakan.
2).
Kepemimpinan negatif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam
atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.
f.
Erich Fromm
1).
Kepemimpinan menerima : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia menerima segala sesuatau dari
luar ketika menjalankan tugasnya.
2).
Kepemimpinan menyerang/menggunakan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan
segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan
tugasnya.
3).
Kepemimpinan menimbun : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari
luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya
sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan
kepentingannya.
4).
Kepemimpinan memasarkan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa bahwa dirinya sebagai orang
yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
5).
Kepemimpinan produktif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar akan kemampuan dirinya dan
menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota
menjadi produktif.
Gaya
kepemimpinan
- · Trait Theories of
Leadership
Teori ini
mengatakan seorang pemimpin adalah dilahirkan dan tidak dibuat. Ciri-ciri
pemimpin menurut teori ini adalah : memiliki intelegensi lebih dari pada yang
lain, kematangan sosial dan pengetahuan luas, memiliki motivasi sendiri dan
dorongan partisipasi, sikap untuk menyakinkan hubungan dengan orang lain.
- ·Group and Exchange
Theories of Leadership
Seseorang
dapat menjalankan perannya sebagai pemimpin apabila ia dapat memenuhi harapan
kelompok untuk mencapai tujuan kelompok serta memberikan hadiah (reward)
untuk hal-hal lain.
- ·Fleder Contingency Model
of Leadership
Teori ini
mengatakan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang
menguntungkan dalam kelompok.
- ·Path Goal Leadership
Theory
Teori ini
mengatakan ada pengaruh dari tingkah laku pemimpin yang dapat memotivasi
bawahan, kepuasan kerja, serta aktivitas bawahan. Menurut Robert Hause
menerangkan bahwa gaya kepemimpinan meliputi hal berikut:
1). Directive
leadership/gaya otoriter : pemimpin berfungsi sebagai petunjuk terhadap
anggota kelompok sehingga sehingga pemimpin kurang bisa berpartisipasi penuh
2).
Supportive leadership : pemimpin
memiliki sifat ramah, mudah mengadakan pendekatan, serta memperhatikan
kesadaran kemanusiaan yang tinggi kepada kelompoknya.
3).
Participative leadership : pemimpin tidak hanya meminta dan menggunakan saran-saran anggota, tapi juga
membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada dalam kelompok.
4).
Achievement oriented leadership :pemimpin menanamkan kesadaran akan tantangan
tujuan kelompok untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada
anggota bahwa dapat mencapai tujuan tersebut.
- ·Gaya kepemimpinan
permanen dan situasional
Gaya
kepemimpinan permanen bila : memiliki prestasi yang tinggi, mengetahui apa
kebutuhan kelompoknya, memiliki kecakapan, memiliki kemampuan dalam
pekerjaannya.
Gaya
kepemimpinan situasional bila : aktif berpartisipasi dalam setiap
persoalan yang muncul dalam kelompok, menunjukkan ketergantungan
dari anggota kelompok lainnya, memiliki ketegasan, lancar dalam mengemukakan
pendapat, memiliki sikap yakin akan dirinya sendiri, populer di dalam
lingkungan kelompoknya.
Perbedaan
kepemimpinan situasional dengan kepemimpinan permanen adalah kepemimpinan
situasional memiliki ikatan psikologis dengan anggota kelompok, sedangkan
faktor prestasi nomor dua. Kepemimpinan permanen membutuhkan faktor
prestasi untuk memperoleh dukungan anggota kelompok.
Syarat-syarat
pemimpin
Syarat-syarat
pemimpin banyak dikemukan oleh Floyd Ruch dan Stogdill
1.
Menurut Floyd Ruch
- Social perception, pemimpin harus dapat memiliki
ketajaman dalam menghadapi situasi
- Ability in abstract thinking, pemimpin harus memiliki
kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi
- Emotional stability, pemimpin harus memiliki
perasaan yang stabil, tidak mudah terpengaruh dari pihak luar.
2.
Menurut Stogdill
- Tinggi dan besar, pimpinan yang
tinggi besar umumnya terlihat lebih berwibawa dalam melaksanakan tugas.
- Berat badan, berat badan ideal
akan menambah wibawa
- Fisik,energi dan kesehatan,
pemimpin yang sehat mempunyai tenaga yang cukup untuk menjalankan
kepemimpinannya
- Kegiatan, pemimpin yang
mempunyai banyak kegiatan dalam tugasnya lebih sukses mencapai tujuan
kelompok
- Intelegensi, intelegensi yang
tinggi akan memudahkan untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan masalah
yang dihadapi
- Kepercayaan diri, percaya diri
yang tinggi mampu memimpin, sehingga anggota tampak lebih mantap
melaksanakan tugas-tugas kelompok
- Kecakapan bergaul, pimpinan
yang mempunyai kecakapan bergaul dengan anggotanya dapat mempermudah
pelaksanaan tugas.
- Inisiatif dan ketekunan, sifat
ini akan menghindarkan diri dari kesulitan yang dihadapi, sehingga
tugas-tugas tetap berjalan lancar.
- Dominasi, sifat ini memudahkan
ia menguasai kelompoknya dalam kondisi apapun kelompoknya.
- Surgensi, memiliki pandangan
untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh kepercayaan anggota dalam
melaksanakan tugas.
- Perhatian pada situasi,
memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, sehingga mudah untuk
mengendalikan kelompoknya.
Tugas-tugas
pemimpin
Tugas-tugas
pemimpin dikemukakan oleh Floyd Ruch, Ngalim Purwanto dan David W. Johson.
a.
Floyd Ruch
- Structuring the situation, pemimpin bertugas untuk memberi
struktur yang jelas terhadap situasi rumit yang dihadapi kelompok
- Controlling group behaviour, pemimpin mengawasi tingkah laku
anggota kelompoknya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku
- Spokesman of the group, pemimpin dapat menjadi juru
bicara sebagai wakil kelompoknya pada pihak luar.
b.
Drs. Ngalim Purwanto
- Menyelami kebutuhan dan
keinginan kelompok
- Memilih kehendak yang realistis
dari kelompoknya
- Meyakinkan kelompoknya mengenai
apa-apa yang menjadi kehendak mereka
- Menemukan jalan yang dapat ditempuh
untuk mencapai kehendak tersebut
c.
David W. Johson
- Information and opinion giver, pemimpin adalah pemberi
keterangan dan pendapat
- Information and opinion seeker,
pemimpin
sebagai pencari keterangan dan pendapat
- Strater, pemimpin dapat mengendalikan
- Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan
kelompok yang ingin dicapai
- Summaizer, pemimpin sebagai pembuat
ringkasan apa yang dikerjakan
- Coordinator, pemimpin sebagai koordinator
kelompok dalam kegiatan kelompok
- Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis
terhadap segala sesuatu yang dihadapi kelompok
- Energizer, pemimpin sebagai pengarah
anggota kelompok ke arah kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok
- Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian
secara reakter terhdap kelompok
- Evaluator, pemimpin sebagai pemberi
penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.
Bentuk
hubungan pemimpin dan anggota
Menurut
Moreno bentuk hubungan kelompok ada tiga jenis, yaitu:
a.
Bentuk hubungan rantai (chains)
A
B
C D
A
berhubungan dengan B, B berhubungan dengan C, C berhubungan dengan D
b.
Bentuk hubungan bintang (star)
A
B
C
D
A
berhubungan dengan D, B berhubungan dengan C
c.
Bentuk hubungan jala (network)
A
B
F
C
E
D
G
H
I
A dapat
menghubungi semua, begitu pula dengan yang lain.
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KELOMPOK
Terbentuknya
kelompok karena adanya persamaan dalam kebutuhan akan berkelompok, dimana
individu memiliki potensi dalam memenuhi kebutuhan dan setiap individu memiliki
keterbatasan, sehingga individu akan meminta atau membutuhkan bantuan individu
yang lain untuk mengatasinya.
Kelompok
merupakan tujuan yang diharapkan dalam proses dinamika kelompok, karena jika
hal tersebut tercapai, maka dapat dikatakan salah satu tujuan proses
transformasi dapat berjalan dengan baik. Indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1.
Adaptasi
Setiap
individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru. Setiap kelompok,
tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika
kelompok tersebut. Di samping itu proses adaptasi juga berjalan dengan baik
yang ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide, pandangan,
norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya
terganggu
2.
Pencapaian tujuan
Setiap
anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai
tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu
terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.
Perkembangan
kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam kelompok.
Perkembangan kelompok dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.
Tahap pra afiliasi
Merupakan
tahap permulaan dengan diawali adanya perkenalan dimana semua individu akan
saling mengenal satu dengan yang lain, kemudian berkembang menjaadi kelompok
yang sangat akrab dengan mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
b.
Tahap Fungsional
Tahap ini
tumbuh ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta
homogenitas, kecocokan dan kekompakan dalam kelompok. Maka akan terjadi
pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
c.
Tahap Disolusi
Tahap ini
terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan
lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakan karena perbedaan pola hidup,
sehingga percampuran yang harmonis tidak terjadi dan akhirnya terjadi
pembubaran kelompok.
Perkembangan
kelompok sebenarnya banyak dikemukakan oleh para ahli. Clark (1994)
mengemukakan perkembangan kelompok ke dalam tiga fase, yaitu:
a.
Fase orientasi
Individu
masih mencari/dalam proses penerimaan dan menemukan persamaan serta perbedaan
satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum dapat terlihat sebagai kesatuan
kelompok, tapi masih tampak individual.
b.
Fase bekerja
Anggota
sudah mulai merasa nyaman satu dengan lainnya, tujuan kelompok mulai
ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada voting. Perbedaan yang
ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan masalah daripada
dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.
c.
Fase terminasi
Fokus pada
evaluasi dan merangkum pengalaman kelompok. Ada perubahan perasaan dari sangat
frustasi dan marah menjadi sedih atau puas, tergantung pada pencapaian tujuan
dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok)
Tuckman dan
Jensen membagi perkembangan kelompok dalam 6 fase, dimana terdapat perbedaan
perilaku tim dan perilaku pemimpin sebagai berikut:
Fase
|
Perilaku tim
|
Perilaku pemimpin
|
Orientation
|
Ragu,
belum familiar, belum saling percaya, belum ada partisipasi
|
Mendefinisikan
misi kelompok, tipenya masih memberi instruksi, membuat skema tujuan
|
Forming
|
Menerima
satu sama lain, belajar ketrampilan komunikasi, mulai termotivasi
|
Rencana/fokus
pada masalah, role model yang positif, mendorong adanya partisipasi
|
Storming
|
Semangat
tim berkembang, mulai membangun kepercayaan, konflik mungkin muncul,
terkadang tidak sabar dan frustasi
|
Evaluasi
gerakan kelompok, fokus pada tujuan, penyelesaian konflik, menentukan tujuan
|
Norming
|
Kenyamanan
meningkat, identifikasi tanggung jawab, interaksi tim efektif, resolusi
konflik
|
Fokus pada
tujuan, menyertai proses, memberikan dorongan pada tim
|
Performing
|
Tujuan
yang jelas, adanya kohesi/kesatuan, pemecahan masalah
|
Beraksi
seperti anggota kelompok, dorongan meningkatkan tanggung jawab,
mengukur hasil
|
Terminating
|
Angota
tersebar, tim akhirnya mencapai tujuan
|
Perayaan
dan penghargaan, memperkuat kesuksesan.
|
Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Aku butuh ilmu Leadership
Thanks sudah berbagi.